Minggu, 05 April 2015

Peran Guru PAI dalam pembentukan karakter siswa

          Pendidikan merupakan keharusan bagi setiap manusia, terutama anak-anak yang belum dewasa. Hal ini dapat diamati dengan jelas pada saat manusia lahir ke dunia dengan segala keadaannya yang lemah tidak berdaya dan tidak mengetahui segala sesuatu yang ada disekelilingnya merupakan petunjuk dan bukti bahwa anak adalah makhluk yang memerlukan bantuan pendidikan, arahan dan bimbingan menuju ke arah kedewasaan.
     Situasi sosial  kultural masyarakat akhir-akhir ini semakin menghawatirkan. Berbagai macam peristiwa yang merendahkan harkat dan martabat manusia berkembang di masyarakat bahkan dalam dunia pendidikan, semisal hancurnya nilai-nilai moral, merebaknya ketidakadilan, tipisnya solidaritas, meningkatnya kenakalan remaja, praktek korupsi yang semakincanggih dan massif, tindak pidana, sikap tidak etis terhadap guru, dan berbagai kasus dekadensi moral lainnya. Fenomena ini seolah mempertanyakan kembali peranan pendidikan dalam membangun etika dan moral masyarakat. 
      Menghadapi situasi sosial, maka dibutuhkan peran guru pendidikan agama Islam untuk membentuk karakter siswa . Guru pendidikan agama Islam mempunyai tantangan yang sangat besar dalam belajar mengajar. Tidak hanya itu guru pendidikan agama Islam juga harus bisa, bahkan wajib bisa membentuk karakter siswa untuk menjadi masyarakat yang baik dan berguna bagi agama nusa dan bangsa.
      
     Bagi Indonesia sekarang ini, pendidikan karakter juga berarti melakukan usaha sungguh-sungguh, sitematik dan berkelanjutan untuk membangkitkan dan menguatkan kesadaran serta keyakinan semua orang Indonesia bahwa tidak akan ada masa depan yang lebih baik tanpa membangun dan menguatkan karakter rakyat Indonesia. Dengan kata lain, tidak ada masa depan yang lebih baik yang bisa diwujudkan tanpa kejujuran, tanpa meningkatkan disiplin diri, tanpa kegigihan, tanpa semangat belajar yang tinggi, tanpa mengembangkan rasa tanggung jawab, tanpa memupuk persatuan di tengah-tengah kebinekaan, tanpa semangatberkontribusi bagi kemajuan bersama, serta tanpa rasa percaya diri dan optimisme.

      Pendidikan karakter seringkali timbul tenggelam dalam sejarah pendidikan nasional. Adakalanya pendidikan karakter menjadi primadona, menjadi mata pelajaran khusus, kemudian menjadi dimensi yang terintegrasi ke dalam seluruh mata pelajaran, dan adakalanya pendidikan karakter diintegrasikan dengan pendidikan agama, pendidikan moral pancasila, atau pendidikan akhlak mulia. Namun, ada juga saat dimana pendidikan karakter sama sekali hilang dalam kurikulum pendidikan nasional


Tidak ada komentar:

Posting Komentar